Perang Rusia menerjang Ukraina membuat harga minyak di dunia naik drastis, sampai lebih dari 100 USD per barel.
Bhima Yudhistira sebagai direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) menjelaskan bahwa "ini sebenarnya menjadi insentif bagi masyarakat untuk beralih ke mobil listrik". Tetapi berbeda dengan di Amerika Serikat dan Eropa yang memberikan banyak insentif keringanan biaya dan pajak untuk membeli mobil listrik, Indonesia justru menggelar keringanan biaya untuk mobil LCGC yang menggunakan BBM. "Ini sebuah kesalahan kebijakan. Sehingga investor mobil listrik menilai regulasi di Indonesia masih mendukung mobil yang bahan bakarnya BBM atau fosil," ucap Bhima.
Selain masalah biaya, Bhima juga menjelaskan bahwa adopsi mobil listrik di Indonesia masih dijegal kendala infrastruktur pengecasan baterai. Saat ini baru PLN yang gencar membuat SPKLU di berbagai lokasi di Indonesia, meskipun jumlah dan persebarannya masih jauh dari optimal.
Untuk mulai menggerakkan minat beralih ke mobil listrik, Bhima menyarankan agar ada aturan dari pemerintah yang membuat kantor-kantor kepemerintahan menggunakan mobil dan motor listrik.
Selain membuat udara area sekitar menjadi lebih bersih, peralihan warga dari mobil BBM menjadi mobil listrik juga akan berdampak pada turunnya dana yang perlu dikeluarkan pemerintah untuk subsidi BBM.